KUMPULAN EBOOK GRATIS

cobaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Belajar dan Pembelajaran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Belajar dan Pembelajaran. Tampilkan semua postingan

Minggu, 08 Juli 2012

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

 Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa - 

A.      Pengertian Motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.
B.       Fungsi dan Pengaruh Motivasi
Motivasi mempunyai fungsi yang penting dalam belajar, karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan siswa. Hawley (Yusuf 1993 : 14) menyatakan bahwa para siswa yang memiliki motivasi tinggi, belajarnya lebih baik dibandingkan dengan siswa yang motivasi belajarnya rendah. Sardiman (1988 : 84)  mengemukakan ada tiga fungsi motivasi, yaitu :
  1. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan ;
  2. Menuntun arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, dengan demikian motivasi dapat memberi arah, dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya ;
  3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
C.      Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Dalam rangka mengupayakan agar motivasi belajar siswa tinggi, seorang guru menurut Winkel (1991) hendaknya selalu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
  1. Seorang guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan penerapan prinsip belajar, pada prinsipnya harus memandang bahwa dengan kehadiran siswa di kelas merupakan suatu motivasi belajar yang datang dari siswa.
  2. Guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, karena dalam proses belajar, seorang siswa terkadang dapat terhambat oleh adanya berbagai permasalahan. Hal ini dapat disebabkan oleh karena kelelahan jasmani ataupun mental siswa.  Untuk itu upaya yang dapat dilakukan  seorang guru (Dimyati, 1994 : 95) adalah dengan cara :
    1. memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan belajar yang di alaminya ;
    2. meminta kesempatan kepada orang tua siswa agar memberikan kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar ;
    3. memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar ;
    4. menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira terpusat pada perilaku belajar ;
    5. merangsang siswa dengan penguat memberi rasa percaya diri bahwa ia dapat mengatasi segala hambatan dan pasti berhasil.
    6. Guru mengoptimalisasikan pemanfataan pengalaman dan kemampuan siswa. Perilaku belajar yang ditunjukkan siswa merupakan suatu rangkaian perilaku yang ditunjukkan pada kesehariannya. Untuk itu, maka pengalaman yang diberikan oleh guru terhadap siswa dalam meningkatkan motivasi belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (1994) adalah dengan cara :
      • siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya, tiap membaca hal-hal penting dari bahan tersebut dicatat.
      • guru memecahkan hal yang sukar bagi siswa dengan cara memecahkannya.
      • guru mengajarkan cara memecahkan dan mendidik keberanian kepada siswa dalam mengatasi kesukaran.
      • guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi kesukaran.
      • guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mampu memecahkan masalah dan mungkin akan membantu rekannya yang mengalami kesulitan.
      • guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi kesulitan belajarnya sendiri.
      • guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar secara mandiri.

Cara Belajar Yang Baik dan Efektif

Cara Belajar Yang Baik dan Efektif - Untuk mengetahui cara belajar yang baik dan efektif, kita lihat dulu apa itu BELAJAR ?

Belajar adalah proses pemaknaan informasi baru. Belajar adalah penyusunan pengetahuan dari pengalaman konkrit, aktivitas kolaboratif, dan refleksi serta interpretasi. Implikasinya terhadap pembelajaran atau evaluasi, yaitu sebagai berikut :
- Mendorong munculnya diskusi terhadap pengetahuan baru yang dipelajarinya.
- Mendorong munculnya berfikir divergent, kaitan dan pemecahan ganda, bukan hanya ada satu jawaban yang benar.
- Mendorong munculnya berbagai jenis luapan pikiran/aktivitas, seperti main peran, debat, dan pemberian penjelasan kepada teman.
- Menekankan pada keterampilan berfikir kritis seperti analisis, membandingkan, generalisasi, memprediksi, dan menghipotesis.
- Mengaitkan informasi baru ke pengalaman pribadi atau ke pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
- Menggunakan informasi pada situasi baru.
Belajar pada umumnya dilakukan di sekolah maupun di kampus ketika jam pelajaran berlangsung yang dibimbing oleh Bapak/ Ibu guru atau  dosen. Belajar yang baik juga dilakukan di rumah, baik melalui PR (pekerjaan rumah) maupun tidak. Belajar yang dilakukan secara terburu-buru dan waktu yang sedikit mengakibatkan dampak yang tidak baik.
Langkah-langkah belajar efektif adalah sebagai berikut  :
• diri sendiri
• kemampuan belajar anda
• proses yang berhasil anda gunakan, dan dibutuhkan
• minat, dan pengetahuan atas mata pelajaran anda inginkan
Anda mungkin belajar fisika dengan mudah tetapi tidak bisa belajar tenis, atau sebaliknya. Belajar apapun, adalah proces untuk mencapai tahap-tahap tertentu.
Empat langkah untuk belajar.
Mulai dengan cetak halaman ini dan jawab pertanyan-pertanyaannya. Lalu rencanakan strategi anda dari jawaban-jawabanmu, dan dengan "Pedoman Belajar" yang lain.
Mulai dengan masa lalu     Apakah pengalaman anda tentang cara belajar? Apakah anda
• senang membaca? memecahkan masalah? menghafalkan? bercerita? menterjemah? berpidato?
• mengetahui cara menringkas?
• tanya dirimu sendiri tentang apa yang kamu pelajari?
• meninjau kembali?
• punya akses ke informasi dari banyak sumber?
• menyukai ketenangan atau kelompok belajar?
• memerlukan beberapa waktu belajar singkat atau satu yang panjang?
Apa kebiasaan belajar anda? Bagaimana tersusunnya? Yang mana terbaik? terburuk?
Bagaimana anda berkomunikasi dengan apa yang anda ketahui belajar paling baik? Melalui ujian tertulis, naskah, atau wawancara?
Teruskanke masa sekarang     Berminatkah anda?
Berapa banyak waktu saya ingin gunakan untuk belajar?
Apa yang bersaing dengan perhatian saya?
Apakah keadaannya benar untuk meraih sukses?
Apa yang bisa saya kontrol, dan apa yang di luar kontrol saya?
Bisakah saya merubah kondisi ini menjadi sukses?
Apa yang mempengaruhi pembaktian anda terhadap pelajaran ini?
Apakah saya punya rencana? Apakah rencanaku mempertimbangkan pengalaman dan gaya belajar anda?
Pertimbangkan
proses,
persoalan utama    Apa judulnya?
Apa kunci kata yang menyolok?
Apakah saya mengerti?
Apakah yang telah saya ketahui?
Apakah saya mengetahui pelajaran sejenis lainnya?
Sumber-sumber dan informasi yang mana bisa membantu saya?
Apakah saya mengandalkan satu sumber saja (contoh, buku)?
Apakah saya perlu mencari sumber-sumber yang lain?
Sewaktu saya belajar, apakah saya tanya diri sendiri jika saya mengerti?
Sebaiknya saya mempercepat atau memperlambat?
Jika saya tidak mengerti, apakah saya tanya kenapa?
Apakah saya berhenti dan meringkas?
Apakah saya berhenti dan bertanya jika ini logis?
Apakah saya berhenti dan mengevaluasi (setuju/tidak setuju)?
Apakah saya membutuhkan waktu untuk berpikir dan kembali lagi?
Apakah saya perlu mendiskusi dengan "pelajar-pelajar" lain untuk proces informasin lebih lanjut?
Apakah saya perlu mencari "para ahli", guruku atau pustakawan atau ahliawan?
Buat
review    Apakah kerjaan saya benar?
Apakah bisa saya kerjakan lebih baik?
Apakah rencana saya serupa dengan "diri sendiri"?
Apakah saya memilih kondisi yang benar?
Apakah saya meneruskannya; apakah saya disipline pada diri sendiri?
Apakah anda sukses?
Apakah anda merayakan kesuksesan anda?
Halaman ini digambarkan dari "metacognition", istilah yang diciptakan oleh Flavell (1976), dan disampaikan oleh banyak orang. Sumber-sumber tambahan telah dikembangkan oleh SNOW (Special Needs Opportunity Windows), suatu project yang menargetkan pada pendidik-pendidik bantuan.
bagaimana belajar yang baik ? Apa kuncinya ? Berikut ini tips-tips nya :”

1. Niat dan berdoa.
Kalau tidak ada niat, belajar sekeras apapun tidak ada gunanya. Berdoalah kepada Tuhan YME agar proses belajar dapat dimudahkan oleh-Nya.

2. Membaca.
Kamu harus rajin membaca, karena dengan membaca,
wawasan kita akan bertambah luas.

3. Selalu membuat ringkasan pelajaran.
Bagian-bagian penting dari pelajaran sebaiknya dibuat catatan di kertas atau buku kecil yang dapat dibawa kemana-mana, sehingga dapat dibaca di mana pun kita berada.

4. Rajin mengulang pelajaran.
Jangan bosan mengulang apa yang baru saja dipelajari, sehingga diharapkan hal yang sudah dipelajari selalu tersimpan di ingatan kita.

5. Belajar dengan serius dan tekun.
Ketika belajar di kelas dengarkan dan catat apa yang guru jelaskan. Catat yang penting karena bisa saja hal tersebut tidak ada di buku dan nanti akan keluar saat ulangan atau ujian.

6. Hindari belajar berlebihan.
Bila menjelang ujian, biasanya para pelajar belajar semalam suntuk alias sistem SKS (sistem kebut semalam). Cara seperti ini sebaiknya dihindari, karena pelajaran yang kamu pelajari pun tidak akan masuk sepenuhnya dan dapat merusak kesehatan juga. Justru, bila esok harinya kamu akan ujian, ada baiknya kamu tidur tepat waktu.

7. Aktiflah dalam bertanya.
Jika ada hal yang belum jelas, maka tanyakanlah kepada guru, teman atau orang tua. Semakin banyak bertanya, maka kita akan selalu ingat dengan jawabannya.

8. Belajar kelompok.
Belajar kelompok juga merupakan kegiatan belajar yang menyenangkan. Dengan adanya teman, acara belajar kamu jadi lebih semangat dan bisa sama-sama mencari jawaban dari soal yang paling sulit sekalipun.

Cara Belajar yang Salah

Cara Belajar yang Salah -
Assalamualaikum Wr.Wb.


Update lagi setelah 2 hari tidak update karena PC di rumah saya ngadat + koneksi internetnya juga eror heheh , senang rasanya bisa update lagi dan bisa berbagi informasi untuk anda. Kali ini saya akan berbagi informasi dunia pendidikan yaitu 5 Cara Belajar Yang Salah Untuk Murid.  ups sering kali cara belajar siswa itu salah makanya kali ini saya akan membahas 5 Cara Belajar Yang Salah Untuk Murid.

Apa sajakan 5 Cara Belajar Yang Salah Untuk Murid? mungkin anda berfikir dan menanyakan pada diri anda sendiri, mari kita bahas apa saja 5 Cara Belajar Yang Salah Untuk Murid agar kita bisa memperbaiki cara belajar agar hasilnya lebih memuaskan dengan cara membetulkan cara belajarnya. Dan ini dia 
 5 Cara Belajar Yang Salah Untuk Murid?:



  1. Belajar terlalu larut malam

    Yups, itulah masalah pertama siswa/murid lebih suka belajar malam hari , akan tetapi sampai larut malam sehingga merekapun mungkin kecapekan karena harus belajar sampai larut malam akibatnya besoknyapun apa yang mereka pelajari bisa hilang karena belajar terlalu larut malam. Sebaiknya jika kita sudah capek untuk belajar sudahkanlah saja belajarnya agar otak tak terlalu stress jiak dipaksakan terus untuk belajar. Jadi janganlan belajar terlalu larut malam agar hasilnya lebih maksimal.
  2. Belajar sambil nonton tv

    Waw, ini dia masalah di Indonesia saya sering lihat sendiri dimana anak-anak SD dan juga termasuk saya hehe jika belajar sambil nonton tv, gimana mau masuk coba orang yang dipelototin tvnya bukan pelajarannya. Selain berakibat pelajaran tidak nyantol di otak bisa -bisa nilai kitaun ikut jeblok dan akhirnya kecewa sendiri.
  3. Belajar langsung beberapa materi

    Yaps selain masalah diatas masalah ini juga menyumbangkan nilai banyak untuk kesalahan belajar pada siswa karena dalam sekali belajar siswa langsung mempelajari banyak materi sehingga siswa itupun kepusingan sendiri bila suruh menghafal banyak materi. Sebaiknya jika mempelajari suatu pelajaran dicicil saja sedikit demi sedikit agar otak bisa meresapi apa yang anda pelajari.
  4. Belajar sambil smsan

    "Sayang udah makan belum?"
    "Udah yang"
    Wah wah wah ini dia jaman sekarang anak muda apalagi pelajar tak bisa lepas dari HP sehingga belajarnyapun terganggu apalagi jika smsannya itu dengan pacar sendiri wow bisa gak masuk tuh pelajaran. Itu dia masalahnya hp tidak dipergunakan dengan baik untuk hal yang menambah giat belajar tapi malah disalah gunakan untuk hanya sekedar bermain-main saja dan meninggalkan pelajaran.
  5. Belajar di ruang gelap

    Yups jika kita belajar di ruang ang gelap maka mata kita akan terasa pusing dan akhirnya buka belajar malah ditinggal tidur dan akibatnya pelajaranpun tak masuk diotak. Sebaiknya belajarlah diruang yang agak terang teteapi jangan terlalu terang agar mata kita sehat dan pelajaranpun bisa masuk diotak.
Cukup sekian saja 5 Cara Belajar Yang Salah Untuk Murid semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat bagi anda ,dan saya ucapkan selamat memperbaiki kesalahan belajar anda.


Sabtu, 07 Juli 2012

Download Makalah Quantum Learning


Download Makalah Quantum Learning

1.   Pengertian Quantum Learning

Quantum learning merupakan belajar dengan menyadari manfaat sehingga termotivasi mendayagunakan potensi diri untuk keberhasilan belajar. Dalam quantum learning, disamping mengembangkan nilai-nilai dan keyakinan, juga ada prasyarat yang harus terpenuhi yakni lingkungan yang menggembirakan dan suasana yang nyaman.

Di dalam quantum learning dijelaskan bagaimana cara belajar efektif sehingga mendapatkan hasil yang sama dengan kecepatan cahaya. Dengan quantum learning seseorang dapat meng-quantumkan kemampuannya. Kemajuan hasil belajar tidak kontiyu merambat perlahan tetapi melompat ke tingkat yang tinggi yang tidak terbayangkan sebelumnya.

2.   Metode Quantum Learning
Di dalam quantum learning dipakai beberapa metode diantaranya adalah mencontoh, permainan, simulasi, dan juga symbol. Metode quantum learning menekankan pada kekuatan sugesti dan kepercayaan diri. Prinsipnya adalah sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif dan negative. Beberapa teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti positif adalah mendudukkan siswa secara nyaman, memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, mengunakan poster-poster untuk memberi kesan besar sambil menonjolkan informasi dan menyediakan guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran sugesti. (DePorter,Hernacki, 2002:14-15)
Metode memberikan contoh kepada siswa berfungsi untuk memudahkan pemahaman siswa, memberikan bukti, mengkongkritkan pengertian-pengertian yang abstrak.
            Sedangkan metode permainan, disamping untuk menambah ketangkasan juga dapat digunakan untuk menambah pengetahuan secara luas atau mendalam. Seperti permainan teka-teki, dan catur atau juga dengan permainan lainnya yang mendidik.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Tohari Susilo dalam symposium guru di Jakarta, mengatakan bahwa dengan metode permainan siswa akan lebih  tertarik dan termotivasi dalam belajar, orang bisa bilang para siswa hanya menyukai permainannya. Namun dalam penelitian yang dilakukan Tohari siswa yang semula mendapat nilai rata-rata 6,8 naik menjadi 8,2. dalam hal ini berarti, pelajaran yang disampaikan melalui metode permainan ini banyak diminati siswa. (Jawa Pos, 05 - 01- 2005)
Berbeda dengan metode simulasi, metode ini merupakan sebuah metode permainan bernomor yang disertai kartu-kartu atau pertayaan tertentu dari setiap nomor. Seperti monopoli, ular tangga, metode ini juga membutuhkan alat bantu lain seperti dadu, identitas peserta dan lain-lain.
3.      Manfaat Quantum Learning   
a. Sikap positif
    sugesti sangat mempengaruhi terhadap tingkah laku siswa. Quantum learning lebih menekankan pada sugesti positif dan menghindari sugesti negative. Dengan tujuan untuk menanamkan sikap positif pada siswa. Karena sugesti positif akan mengarahkan fikiran anak terhadap perasaan dan tingkah laku dari suatu keadaan yang dikehendaki (Schaefer, 1987: 56)
b.  Motivasi
Motivasi menentukan intensitas usaha anak dalam belajar. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seorang anak yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Makin tepat motivasi diberikan makin berhasil pelajaran itu. Anak yang gagal dalam belajarnya, tidak dapat disalahkan begitu saja. Mungkin gurunya yang tidak berhasil dalam memberikan motivasi kepada siswanya (Sardiman, 1994: 85)
c.   Keterempilan belajar seumur hidup
Dengan mempelajari quantum learning, seseorang akan mendapatkan teknik atau keterampilan belajar. Dalam quantum learning terdapat beberapa keterampilan belajar yang dapat meningkatkan belajar seseorang. Keterampilan itu sebagai modal seseorang untuk hidup, karena orang hidup yang dinamis dan tidak ketinggalan zaman adalah orang yang terus belajar. Sedangkan belajar membutuhkan keterampilan-keterampilan seperti yang ditawarkan oleh quantum learning. Keterampilan-keterampilan itu sangat bermanfaat sekali untuk dapat belajar lebih efektif.
d.   Kepercayaan diri
Dengan mengetahui dan melaksanakan beberapa keterampilan yang ada dalam quantum learning, seseorang akan merasa percaya diri dengan potensi yang dimilikinya, Karena quantum learning membimbing seseorang menuju kearah keberhasilan. Ketika seseorang berhasil, maka ia akan bangga dengan apa yang telah dilakukan.
e.    Sukses
Dengan mengikuti petunjuk-petunjuk yang ada dalam quantum learning, seseorang akan merasakan hasil yang memuaskan. Meraih kesuksesan dengan penuh semangat dan keriangan. Quantum learning tidak mengajak seseorang pada kehancuran, tetapi membimbing kearah kesuksesan.

4.   Kekuatan Fikiran Yang Tak Terbatas
Otak manusia mempuyai tiga bagian dasar yang seluruhnya dikenal sebagai otak Triune (three in one). Tiga bagian dasar itu adalah batang otak atau reptile. Bagian ini adalah komponen kecerdasan terendah dari spesies manusia. Bagian ini bertanggung jawab atas fungsi motor sensor (pengetahuan tentang realitas fisik yang berasal dari panca indera). Juga berkaitan dengan insting mempertahankan hidup, perhatiannya adalah pada makanan, tempat tinggal, reproduksi dan perlindungan wilayah. Ketika merasa tidak aman, otak ini secara pontan bangkit dan bersiaga atau melarikan diri. Inilah yang disebut dengan reaksi hadapi atau lari.(DePorter,Hernacki, 2002: 26-27)
Yang kedua adalah bagian system limbic atau otak mamalia. Fungsinya adalah bersifat emosional dan kognitif  yaitu menyimpan perasaan, pengalaman yang menyenangkan, memori dan kemampuan dalam belajar. Selain itu system ini juga mengendalikan bioritme manusia, yaitu pola tidur, haus, lapar, gairah seksual, metabolisme dan system kekebalan. System ini sebagai panel control utama yang menggunakan informasi dari indra penglihatan, pendengaran, dan sensasi tubuh.(DePorter, Hernacki, 2002: 28)
Bagian ketiga adalah neokorteks yang merupakan tempat kecerdasan yang mengatur pesan-pesan yang diterima melalui panca indra. Fungsinya untuk berfikir secara intelektual, penalaran, pembuatan keputusan, prilaku waras, bahasa, kendali motorik sadar dan ideasi non verbal.(DePorter, Hernacki, 2002: 28)
Ketiga bagian otak tadi juga dibagi menjadi belahan kanan dan kiri, atau dikenal dengan otak kanan dan otak kiri. Proses berfikir otak kiri bersifat logis, skuensial, lininer dan rasional, juga mampu melakukan penafsiran abstrak dan simbolis. Cara berfikirnya sesuai untuk tugas-tugas teratur ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detail dan fakta, fenotik serta simbolik (DePorter, Hernacki, 2002:36)
Sedangkan cara berfikirnya otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif dan holistic. Cara berfikirnya sesuai dengan cara untuk mengetahui yang bersifat nonverbal, seperti perasaan dan emosi, kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreatifitas dan visualisasi (DePorter,Hernacki, 2002:36)
Penggunaan kedua bagian ini haruslah seimbang. Karena kalau tidak, dapat mengakibatkan stress dan juga kesehatan mental dan fisik yang buruk. Untuk menyeimbangkan masyarakat yang kecenderungannya pada otak kiri, perlu dimasukkan musik dan estetika dalam pengalaman belajarnya dan memberikan umpan balik positif. Semua itu menimbulkan emosi positif yang membuat otak lebih efektif. Emosi positif mendorong kearah kekuatan otak, mengarah pada keberhasilan, dan pada kehormatan diri yang lebih tinggi.

5.      Menemukan Gaya Belajar
Gaya belajar adalah kunci utama mengembangkan kinerja dalam pekerjaan di sekolah dan dalam situasi antar pribadi. Setiap orang mempunyai gaya belajar tersendiri. Ada yang suka secara kelompok, ada yang sendirian, ada yang suka diiringi dengan musik, dan ada juga yang suka dalam keadaan sepi.
Ada dua kategori  utama tentang bagaimana cara belajar. Pertama, bagaimana seseorang menyerap informasi dengan mudah (modalitas). Kedua, bagaimana cara mengatur dan mengolah informasi tersebut. Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi (DePorter,Hernacki,2002: 110)
Salah satu langkah mengenali gaya belajar adalah mengetahui modalitas sebagai modalitas visual, auditorial, dan kinestetik. Orang visual belajarnya melalui apa yang mereka lihat. Pelajar auditorial melakukannya melalui apa yang mereka dengar dan pelajar kinestetik belajarnya lewat gerak dan sentuhan.
Pelajar bertipe visual mempunyai kecenderungan menggambar sebuah peta, berpakaian rapi dan teratur, pembaca cepat dan tekun, lebih suka membaca daripada dibacakan. Sedangkan pelajar auditorial lebih suka membaca buku dan bertanya untuk mendapatkan informasi. Berbeda dengan pelajar kinestetik yang selalu ingin bergerak yang lebih banyak menggunakan indera perabanya untuk mendapatkan informasi (DePorter,Hernacki, 2002:116-120)
6.      Teknik Mencatat Tingkat Tinggi
Mencatat yang efektif adalah yang sesuai dengan teknik mencatat yang menimbulkan kemampuan untuk melihat secara keseluruhan, membantu meninjau kembali secara efektif dan memungkinkan untuk mengingat secara lebih akurat. Mencatat dapat meningkatkan daya ingat, membantu mengingat apa yang tersimpan dalam memori manusia. Pencatatan yang efektif dapat menghemat waktu dan membantu menyimpan informasi secara mudah dan mengingat kembali jika dipelukan (DePorter, Hernacki, 2002:146-148)
Tujuan mencatat adalah mendapatkan poin-poin kunci dari buku-buku, laporan, kuliah dan sebagainya. Ada dua tehnik pencatatan yang sangat efektif. Kedua cara ini membantu seseorang untuk mampu melihat seluruh gambaran secara selintas dan menciptakan hubungan mental yang berguna untuk memahami dan mengingat teknik itu adalah:
a.   Peta pikiran
Peta pikiran merupakan teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis untuk membentuk kesan yang lebih mendalam (DePorter, Hernacki, 2002:152). Peta pikiran menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan. Peta pikiran sangat baik untuk merencanakan dan mengatur berbagai hal, seperti peta jalan yan digunakan untuk belajar. Ada beberapa cara untuk membuat catatan peta pikiran, diantaranya:
-     Tulis atau ketiklah secara rapi dengan menggunakan huruf-huruf capital.
-     Tulislah gagasan penting dengan huruf yang lebih besar.
-     Di tengah kertas, buatlah lingkaran dari gagasan utama.
-       Tambahkan sebuah cabang dari pusatnya untuk tiap-tiap poin kunci dengan mengunakan pulpen warna-warni.
-       Tambahkan simbol dan ilustrasi
-       Gunakan bentuk-bentuk acak untuk menunjukkan poin-poin atau gagasan-gagasan.
-       Buatlah peta pikiran secara horizontal.
b. Catatan:TS (tulis dan susun)
Catatan ini berguna untuk mencatat pemikiran dan kesimpulan dengan bagian-bagian kunci pembicaraan atau materi bacaan. Ada sedikit perbedaan antara penulisan catatan dan penyusunan catatan. Penulisan catatan adalah mendengarkan apa yang dibicarakan oleh pembicara atau guru seraya menuliskan poin-poin utmanya. Sedangkan penyusunan catatan berarti menuliskan pemikiran dan kesan sambil mendengarkan materi yang sedang disampaikan. Dengan TS ini kedua cara tersebut dapat dilakukan secara sekaligus, yaitu mencatat informasi dan tetap mengikuti jalannya pemikiran yang dilakukan oleh otak. (DePorter, Hernacki, 2002: 160)
Catatan:TS adalah cara menerapkan pikiran sadar ataupun bawah sadar terhadap materi. Ketika pikian sadar kita berpusat pada material dan proses menuangkannya di atas kertas. Ketika itu pula pikiran bawah sadar bereaksi membentuk kesan, membuat hubungan-hubungan dan melakukan pekerjaan secara otomatis. Ada beberapa kiat yang dapat membantu untuk membuat catatan yang lebih efektif yaitu:
-       Mendengarkan secara aktif
-       Memperhatikan secara aktif
-       Partisipasi
-       Tinjauan awal
-      Membuat yang auditorial menjadi visual
-      Menjadikan pengulangan itu mudah
-      Bersikap teguh dalam mencoba.
Disamping kiat-kiat  terdapat juga berbagai manfaat dari keduannya (peta pikiran dan catatan:TS) adapun manfaatnya adalah:
a.    Manfaat peta pikiran
-    Fleksibel
-    Memusatkan perhatian
-    Meningkatkan pemahaman
-    Menyenangkan
b.    Manfaat catatan:TS
-    Lebih mudah mengingat suatu subjek
-    Memusatkan perasaan
-    Merupakan impian yang konstruktif
-    Merekam penilaian-penilain.
7.      Melaju Dengan Kekuatan Membaca
Membaca merupakan pekerjaaan yang berat dan membosankan. Kegiatan membaca terdiri dari pengamatan atas kata-kata yang dicetak secara mencolok, pemahaman, pemilihan dan penyimpanan informasi. Banyak orang yang melakukan kegiatan membaca tetapi tidak sampai pada bagian akhir mereka sudah bosan dan berhenti membaca. Hal ini terjadi karena dalam aktifitas membaca tersebut tidak menggunakan strategi maupun teknik khusus yang diperlukan dalam membaca.
Keterampilan membaca untuk mengejar kemampuan mental dengan cara menyingkirkan mitos-mitos yang dipercayai tentang membaca. Menggantikan mitos-mitos kuno dengan gagasan-gagasan baru merupakan langkah pertama dalam menciptakan keterampilan baru dalam membaca. Gagasan-gagasan baru itu adalah bahwa membaca itu mudah, tidak ada salahnya membaca dengan menggunkan jari sebagai penunjuk, membaca banyak kata secara sekaligus, membaca dengan cepat dan tetap memahami isi bacaan. (DePorter, Hernacki, 2002: 251-253)
Disamping itu ada beberapa kiat-kiat dalam membaca diantaranya adalah dengan mempersiapkna diri, meminimalkan gangguan, duduk dengan sikap tegak, meluangkan waktu beberapa saat untuk menenangkan fikiran, menggunakan jari atau benda lain sebagai petunjuk, dan melihat sekilas bacaan sebelum memulai membaca. Setelah kiat-kiat itu dilakukan, perlu diperhatikan pula beberapa kiat untuk memahami bacaan. Kiat-kiat itu antara lain: jadilah pembaca yang aktif, baca gagasannya bukan kata-katanya, libatkan seluruh indra, ciptakan minat, dan buat peta pikiran bahan bacaan tersebut.

8.      Berfikir Logis, Kreatif
Orang yang kreatif selalu ingin mempuyai rasa ingin tahu, ingin mencoba, berpetualang dan suka bermain intuitif. Orang kreatif menggunakan semua pengetahuannya  dan membuat lompatan yang memungkinkan mereka memandang segala sesuatu dengan cara-cara yang baru.
Proses kreatif itu sendiri mengalir melalui lima tahap. Pertama, Persiapan Dimulai dengan mendefinisikan masalah, tujuan, atau tantangan. Kedua, Inkubasi. Dengan mencerna fakta-fakta dan mengolahnya dalam fikiran. Ketiga, Iluminasi. Dalam arti memunculkan gagasan-gagasan ke permukaan.  Keempat, Verivikasi. Menguji kembali hasil yang sudah ada, hal ini untuk memastikan apakah solusi itu benar-benar memecahkan masalah. Kelima, Aplikasi. Mengambil langkah-langkah untuk menindaklanjuti solusi tersebut (DePorter, Hernacki, 2002: 301)
Kombinasi dari pemikiran logis dan kreatif adalah dalam hal pemecahan masalah. Mencari solusi yang benar-benar dapat mengatasi suatu masalah. Ada beberapa cara dalam proses pemecahan masalah. Diantaranya adalah:
a.    Berfikir vertical
Yaitu suatu proses bergerak selangkah demi selangkah menuju tujuan, seolah-olah sedang menaiki tangga.
b.   Berfikir lateral
Yaitu melihat permasalahan dari beberapa sudut baru, seolah-olah melompat dari satu tangga ke tangga lainnya.
c.    Berfikir kritis
Yaitu berlatih atau memasukkan penilaian atau evaluasi yang cermat, seperti menilai kelayakan suatu gagasan atau produk.
d.   Berfikir analitis
Yaitu suatu proses pemecahan masalah atau gagasan menjadi beberapa bagian-bagian. Dan menguji setiap bagian untuk melihat bagaimana bagian tersebut saling cocok, dan mengeksplorasi bagaimana bagian-bagian ini dapat dikombinasikan kembali dengan cara-cara baru.
e.     Berfikir strategis
Yaitu berfikir dengan mengembangkan strategi khusus untuk perencanaan dengan melihat dari semua sudut yang mungkin.
f.    Berfikir tentang hasil
Yaitu meninjau tugas dari prespektif solusi yang dikehendaki
g.   Berfikir kreatif
Yaitu menyusun kembali fakta-fakta yang ada dan muncul dengan pandangan baru tentang masalah itu.
Ada beberapa kiat-kiat jitu untuk berfikir kreatif, diantaranya adalah:
-       Ingatlah kesuksesan di masa lalu, baik yang biasa atau luar biasa.
-       Yakinlah bahwa hari ini bisa menjadi terobosan baru.
-       Melatih kreatifitas dengan permainan-permainan mental.
-       Ingatlah bahwa kegagalan membawa pada kesuksesan.
-       Raihlah impian dan fantasi.
-       Biarkan kesenangan memasuki kehidupan.
-       Kumpulkan pengetahuan dari tempat lain.
-       Lihatlah situasi dari semua sisi.

9. Evaluasi Quantum Learning
Bahwasannya dalam setiap akhir dari proses belajar mengajar itu dilakukan evaluasi, karena hanya dengan evaluasi keberhasilan belajar itu dapat diketahui. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Chabib Thoha (1992:2) bahwa pada akhir pembelajaran itu memerlukan pengukuran/evaluasi.
Dalam hal ini evaluasi yang dilakukan quantum learning meliputi:
a.    Belajar berdasarkan pengalaman, belajar akan lebih berhasil bila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan dan minat anak. Belajar akan terjadi dengan kegiatan anak itu sendiri. Maslow menyatakan bahwa pengalaman-pengalaman belajar yang sesungguhnya harus menambah kesanggupan para pelajar, baik dalam menemukan kualitas dirinya maupun pengalaman dan berfikir yang membuat mereka menjadi manusia yang mempunyai keutuhan pribadi (Sudjana, 1991: 172)
b.   Teknik mencatat tingkat tinggi, mencatat yang efektif adalah yang sesuai dengan teknik mencatat yang menimbulkan kemampuan untuk melihat secara keseluruhan, membantu meninjau kembali secara lebih efektif dan memungkinkan untuk mengingat secara lebih akurat, karena dengan mencatat dapat meningkatkan daya ingat, membantu mengingat apa yang tersimpan dalam memori manusia.
c.    Kekuatan membaca, membaca itu dapat meningkatkan pemahaman dan daya ingat, menambah pembendaharaan kata, menghabiskan sedikit waktu.
d.   Berfikir logis dan kreatif, siswa yang kreatif selalu mempuyai rasa ingin tahu, ingin mencoba, berpetualang, suka bermain serta intuitif. Apa yang dilakukan oleh siswa dengan pengetahuannya memungkinkan mereka memandang segala sesuatu dengan cara yang baru.

Dengan demikian, evaluasi dapat dijadikan tolak ukur bagi siswa bagaimana ia belajar tentang sesuatu berdasarkan pengalamannya, bagaimana cara-cara mencatat tingkat tinggi serta melaju dengan kekuatan membaca dan berfikir secara logis dan kreatif. Manakalah semua aspek-aspek tersebut di atas dijalankan dengan benar maka dimungkinkan seorang siswa tersebut dalam proses belajarnya akan terasa menyenangkan dan bermanfaat. Tidak ada lagi kebosanan yang dirasa siswa dalam belajar karena siswa telah menemukan cara tersendiri yang bisa membuat suasana belajar menjadi nyaman dan menyenangkan. Siswa pun dapat mencapai keberhasilan yang diinginkannya.

Download Makalah Qantum Teaching

Pengertian 
Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya, teaching adalah mengajar. Dengan demikian quantum teaching merupakan suatu cara pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi itu mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi itu mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain.(Bobbi DePorter, 2001:5)


Metode Quantum Teaching
Pengertian metode secara etimologi, berasal dari dua perkataan yaitu meta dan hodos. Meta berarti “melalui” dan hodos berarti “jalan/cara”. Menurut Dr. Husain al-Liqaniy, metode adalah:”langkah-langkah yang diambil guru guna membantu para murid untuk merealisasikan tujuan tertentu. Sedangkan menurut Hasan Langgulung mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan. Lain lagi dengan pendapatnya Abdul al-Rahman Ghunaimah mendefinisikan bahwa metode adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran.(Ramayulis, 2002:155)
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode adalah seperangkat cara, jalan dan teknik yang harus dimiliki dan digunakan oleh guru dalam upaya menyampaikan dan memberikan pendidikan dan pengajaran kepada siswa agar dapat mencapai tujuan pendidikan.
Dalam quantum teaching, metode quantum teaching merupakan salah satu metode yang dilukiskan mirip sebuah orkestra, dimana kita seolah sedang memimpin konser saat berada di ruang kelas, karena disitu membutuhkan pemahaman terhadap karakter murid yang berbeda-beda. Sebagaimana alat-alat musik-sepeti biola dan suling yang masing-masing memiliki suara yang berbeda. Oleh karena itu quantum teaching mengajarkan supaya setiap karakter dapat memiliki peran dan keterlibatan aktif murid dalam kegiatan pembelajaran akan membawa kesuksesan dalam belajar.
Munculnya metode quantum teaching ini sebagai alternatif, mencoba untuk mencari sesuatu yang lain, yaitu keluar dari kejumudan dalam penggunaan metode mengajar konvensional yang ada selama ini, sehingga dalam metode ini menjadi paduan dari semua metode yang ada dengan mengedepankan komunikasi dan interaksi sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif dan efektif. Dampak dari penggunaan bermacam-macam metode adalah hilangnya kebosanan dalam diri guru, begitu juga yang dirasakan oleh anak didik, mereka lebih bersemangat dan bergairah dalam belajar.
Asas Utama Quantum Teaching
Asas utama quantum teaching bersandar pada konsep :”Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka inilah asas utama alasan dasar dibalik segala strategi, model dan keyakinan quantum teaching.(DePorter, 2001:6)
Bahwasanya asas utama quantum teaching itu terletak pada kemampuan guru untuk menjembatani jurang antara dua dunia (dunia guru dengan siswa) dengan artian tidak adanya sekat-sekat yang membatasi antara seorang guru dan siswa sehingga antara keduanya terdapat interaksi yang konstruktif. Seorang guru juga diharapkan memahami karakter, minat, hasrat, bakat dan pikiran siswa. Dengan demikian berarti guru telah dapat memasuki dunia siswa (DePorter, 2001:84)
Memasuki dunia siswa berarti telah memberikan informasi kepada guru tentang bahan-bahan yang relevan dengan harapan-harapan yang diberikan oleh siswa. Guru mengetahui apa yang diinginkan oleh siswa dan siswi juga mengetahui apa yang diharapkan oleh gurunya. Sehingga dengan adanya umpan balik ini guru dapat mengukur keperluan-keperluan bagi siswanya, serta membuat pengajaran-pengajaran yang cocok terhadap kebutuhan dan hasrat siswa.(Idochi Anwar, 1987:78)
Di dalam konsep quantum teaching guru sebagai seorang pembimbing yang dianalogkan sebagai konduktor dari sebuah orkestra yang membawahi beragam pemain musik (siswa), musik harus menghidupkan suasana yang menggairahkan, sehingga prinsip ”Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka” dapat terlaksana dengan baik.
Prinsip-Prinsip Quantum Teaching
Di dalam quantum teching terdapat beberapa prinsip tentang belajar mengajar, prinsip-prinsip tersebut adalah:
a. Segalanya berbicara
Segala yang ada dalam kegiatan belajar mengajar mulai dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran semuanya mengirim pesan tersendiri tentang belajar. Apakah semua itu mempuyai pengaruh yang positif atau sebaliknya tergantung bagaimana guru menata atau mengaturnya.
b. Segalanya bertujuan
Apa yang dibicarakan dan segala aktifitas guru mempuyai tujuan sendiri, yang kesemuanya itu diperuntukkan untuk siswa dalam rangka mencapai cita-cita yang diinginkan.
c. Pengalaman sebelum pemberian nama
Proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari. Maksudnya, uraian , penjelasan, informasi tentang sesuatu sebelum siswa memperoleh nama sesuatu itu untuk dipelajari atau dengan bahasa yang lebih mudah yaitu mencari sesuatu sebelum diberitahu sesuatu itu. Dengan rasa ingin tahu ini, siswa akan mencari terus dan memacu siswa untuk terus maju dan berkembang.
d. Akui setiap usaha
Semua orang senang diakui, menerima pengakuan membuat kita merasa bangga, percaya diri, dan bahagia. Untuk mendapatkan hasil terbaik dengan siswa akuilah setiap usahanya, tidak hanya usaha yang tepat. Sebagai guru, kita lebih banyak mengakui ketepatan dari pada proses belajar perseorangan. Siswa patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka, sebab belajar itu mengandung resiko.
e. Jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan
Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar. Setiap kesuksesan patut dirayakan, perayaan yang didapatkan akan mendorong mereka tetap dalam keadaan prima.

Strategi Quantum Teaching
Kemampuan seorang guru dalam berkomunikasi dan perancangan pengajaran yang efektif akan memberikan pengalaman belajar yang dinamis bagi siswa. Tetapi, terlebih dahulu kita bahas apakah guru itu dan apa yang dilakukannya, serta ciri-ciri seorang guru yang memperoleh hasil interaksi dengan siswa.
Sebagaimana diketahui bahwa mengajar adalah suatu kegiatan bertujuan. Mengajar dikatakan berhasil, apabila anak-anak belajar sebagai akibat usaha mengajar itu. Tugas guru  yang paling utama dan bahkan dianggap suci adalah mengajar dan mendidik siswa. Sebagai pengajar guru merupakan perantara aktif antara siswa dan ilmu pengetahuan, sedangkan sebagai pendidik, guru merupakan perantara aktif antara anak didik dan haluan/falsafah negara dan kehidupan masyarakat dengan segala macam aspeknya.
Berkenaan dengan dua tugas utama ini, maka seorang guru wajib memiliki segala sesuatu yang erat hubugannya dengan bidang tugasnya, seperti pengetahuan, sifat-sifat kepribadian serta kesehatan jasmaniah dan rohaniah. Sebagai pengajar, guru harus memahami hakekat dan arti mengajar dan mengetahui teori-teori mengajar serta dapat melaksanakannya. Dengan demikian seorang guru wajib memiliki segala sesuatu yang erat hubungannya dengan bidang tugasnya.
Menurut Nasution, S. 1982, ada beberapa prinsip umum yang berlaku untuk semua guru yang baik, yaitu:
a.    Guru yang baik harus bisa memahami dan menghormati murid.
b.   Guru yang baik harus menghormati bahan pelajaran yang diberikan.
c.    Guru yang baik harus mampu menyesuaikan metode mengajar dengan bahan pelajaran.
d.   Guru yang baik harus mampu menyesuaikan bahan pelajaran dengan kesanggupan individu anak.
e.    Guru yang baik harus mengaktifkan murid dalam hal belajar.
f.    Guru yang baik harus harus memberi pengertian dan bukan hanya dengan kata-kata belaka.
g.   Guru yang baik harus menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan murid.
h.   Guru yang baik harus merumuskan tujuan yang akan dicapai pada setiap pelajaran berikutnya.
Persyaratan menjadi guru yang baik tersebut tidak berarti menutup kemungkinan syarat-syarat lainnya. Namun syarat atau ciri-ciri yang telah disebutkan di atas dapat dijadikan pedoman bagi setiap guru yang akan menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pendidik maupun pengajar.
Dengan demikian seorang guru harus sesuai dengan bidang tugasnya yaitu mendidik dan mengajarkan sesuatu yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku anak ke arah tujuan pendidikan yang dicita-citakan, maka gurulah yang bertanggung jawab untuk menyediakan dan menciptakan lingkungan yang paling serasi, agar terjadi proses belajar yang efektif. Guru harus memberi motivasi kepada siswa untuk membangkitkan dan menumbuhkan cita-cita mereka agar belajar dengan sungguh-sungguh. Guru juga harus berusaha agar pelajaran mengandung makna bagi kehidupan anak pada nantinya. Memang pada hakekatnya anak belajar, tetapi gurulah yang paling bertanggungjawab terhadap terjadinya proses belajar pada setiap anak.

Model Quantum Teaching
Model quantum teaching hampir sama dengan sebuah simfoni, dalam simfoni terdapat banyak unsur, dan di dalam quantum teaching unsur tersebut digolongkan dalam dua bagian: konteks dan isi.
a. Dalam seksi konteks, terdapat semua bagian yang dibutuhkan oleh guru agar selalu diperhatikan. Aplikasinya adalah:
§ Suasana yang mengairahkan
Untuk menciptakan suasana yang bagus adalah dengan niat – kuat seorang guru atau kepercayaan akan kemampuan dan motivasi siswa, membangun ikatan emosional dengan menciptakan kesenangan dalam belajar, menjalin hubungan, dan menyingkirkan segala ancaman dari suasana belajar (DePorter, 2001:19)
Studi-studi menunjukkan bahwa siswa lebih banyak belajar jika pelajarannya memuaskan, menantang, dan ramah serta mereka mempuyai suara dalam membuat keputusan.
Untuk menarik keterlibatan siswa, guru harus membangun hubungan, yaitu dengan menjalin rasa simpati dan saling pengertian. Membina hubungan bisa memudahkan keterlibatan siswa, memudahkan pengelolaan kelas, memperpanjang waktu fokus, dan meningkatkan kegembiraan. Kegembiraan membuat siswa siap belajar dengan mudah, dan bahkan dapat mengubah sikap negatif.
Rasa saling memiliki antara guru dengan siswa akan menyingkirkan dari ancaman, mengizinkan otak siswa untuk bersantai, emosi mereka untuk terlibat, dan menciptakan rasa kebersamaan, kesatuan, kesepakatan dan dukungan dalam belajar. Rasa ini juga mempercepat proses belajar mengajar dan meningkatkan rasa kepemilikan siswa (DePorter, 2001:36)
Dalam menata suasana quantum teaching menciptakan tradisi pada awal-awal belajar untuk membangkitkan rasa keteraturan, keterdugaan, keseimbangan, mengurangi ancaman dan stress. Tradisi yang paling bagus adalah tradisi yang diciptakan bersama oleh guru dan siswa. Tradisi akan membuahkan kebanggaan, kebersamaan, dan kegembiraan dalam belajar.         
§ Landasan yang kukuh
Landasan yang kukuh berperan sebagai bagian penting dari komunitas belajar, meskipun aspek-aspek setiap landasan bersifat unik dan individual. Sebagaimana uniknya tiap sekolah dan kelas, tetapi unsur-unsur dasarnya tetap sama yaitu:
-    Tujuan yang sama, tujuan yang sama bagi seluruh siswa adalah mengembangkan kecakapan dalam mata pelajaran, menjadi siswa yang lebih baik dan berinteraksi sebagi pemain tim serta mengembangkan keterampilan lain yang dianggap penting.
-    Prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang sama, prinsip yang dianut komunitas akan memberikan gambaran tentang cara yang dipilih para anggotanya. Prinsip-prinsip ini akan menuntun prilaku dan membantu tumbuhnya lingkungan yang saling mempercayai dan saling mendukung. Dalam quantum teaching prinsip-prinsip tersebut disebut dengan 8 kunci keunggulan: integritas (kejujuran), kegagalan awal kesuksesan, bicaralah dengan niat baik, hidup disaat ini, komitmen, tanggung jawab, sikap luwes, dan keseimbangan.
-    Keyakinan akan kemampuan pelajar, belajar dan mengajar, keyakinan seorang guru itu mempengaruhi tindakan dan prilakunya. Jika guru membawakan keyakinan positif dan afirmatif maka siswa akan terpengaruh. Dalam quantum teaching keyakinan-keyakinan mungkin tidak terucapkan, tetapi jika seorang guru meyakininya, keyakinan akan muncul dalam tindakannya.
-    Kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan peraturan yang jelas, landasan komunitas belajar termasuk kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan peraturan yang menjadi pegangan bagi setiap guru. Kesepakatan akan menjaga ketertiban dan menuntun tindakan siswa, kesepakatan menjelaskan harapan guru atas muridnya.(DePorter, 2001:54) 
Dalam menciptakan landasan yang kukuh di kelas seorang guru dapat menggariskan parameter dan pedoman yang jelas untuk diikuti siswa. Pedoman yang jelas akan menciptakan lingkungan kelas yang aman, meningkatkan pangambilan resiko dalam belajar.
§ Lingkungan yang mendukung
Dalam proses belajar mengajar lingkungan merupakan sejumlah faktor yang dengan sengaja dirancangkan dan dimanipulasikan guna menunjang tercapainya out put yang dikehendaki. (Muhaimin dkk, 1996:77)
Lingkungan yang ditata untuk mendukung belajar – semuanya berbicara. Segala sesuatu dalam lingkungan kelas menyampaikan pesan yang memacu belajar dan meningkatkan daya ingat siswa atau menghambat belajar. Lingkungan kelas juga mempengaruhi kemampuan siswa untuk tetap fokus dan menyerap informasi, peningkatan poster ikon akan menampilkan isi pelajaran secara visual, sementara poster afirmasi menguatkan dialog internal siswa, alat bantu belajar dapat menghidupkan gagasan abstrak dan mengikutsertakan siswa kinestetik. Pengaturan bangku dimaksudkan agar siswa dapat fokus pada tugas yang dihadapi.
Penggunaan musik pada saat proses belajar mengajar berlangsung itu sangat berpengaruh pada guru dan siswa. Seorang guru dapat menggunakan musik untuk menata hati, mengubah keadaan mental siswa dan mendukung lingkungan belajar. Musik membantu siswa belajar lebih optimal dan mengingat lebih banyak. Disamping itu, musik juga memungkinkan seorang guru membangun hubungan dengan siswa (DePorter, 2001:73)
Dengan demikian, pengorkestrasian unsur-unsur dalam lingkungan sangat berpengaruh pada kemampuan seorang guru untuk mengajar lebih banyak dengan usaha lebih sedikit.
§ Rancangan pengajaran yang dinamis
Asas utama quantum teaching terletak pada kemampuaan seorang guru untuk menjembatani jurang antara dunia kita dan dunia mereka. Hal ini akan memudahkan seorang guru untuk membangun jalinan, menyelesaikan bahan pelajaran lebih cepat, membuat hasil belajar lebih melekat, dan memastikan terjadinya pengalihan pengetahuan.
Hanya dengan perancangan pengajaran, seorang guru dapat menyeberang ke dunia mereka dan membawa mereka ke dalam dunia kita, ke dalam proses pembelajaran. Dalam setiap perancangan pengajaran seorang guru dapat dengan mudah menyertakan mereka, mempersiapkan kesuksesan mereka, dan melibatkan setiap kecerdasan dan modalitas mereka. Adapun unsur-unsur yang ada dalam perancangan pengajaran aplikasinya adalah:
-    Modalitas V-A-K (visual, auditorial, kinestetik) seorang guru dapat menyesuaikan pengajaran dengan modalitas-modalitas tertentu – secara harfiah berbicara dengan bahasa yang sama dengan otak siswa. Meskipun kebanyakan siswa memiliki akses ketiga modalitas belajar yang berperan untuk pembelajaran, pemrosesan dan komunikasi. Akan tetapi hal itu tidak menutup kemungkinan bahwa siswa juga memanfaatkan kombinasi tertentu yang memberi mereka bakat dan kekurangan alami tertentu.
-     Model kesuksesan, faktor utama yang menentukan kesuksesan siswa setiap saat ialah kesulitan pelajaran dan derajat resiko pribadi. Model kesuksesan quantum teaching memberikan kesempatan kepada guru untuk membawa siswa meraih sukses setiap hari, dengan cara sebagi berikut: pertama, memperkenalkan isi pelajaran (hal yang paling sulit bagi siswa) kedua, membentuk kelompok-kelompok diskusi. ketiga, menyelesaikan secara perseorangan.
Dengan demikian, siswa akan mendapatkan inforamsi dalam bentuk yang paling mudah sambil mengambil resiko paling kecil dalam kelompok besar.
-    TANDUR, unsur-unsur ini merupakan basis struktural keseluruhan yang melandasi quantum teaching. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan di bawah ini:(DePorter, 2001:88-93)
*Tumbuhkan, yaitu tumbuhkan minat, sertakan diri siswa, pikat mereka,   puaskan dengan AMBAK (Apakah Manfaatnya BagiKu)
*Alami, yaitu ciptakan pangalaman umum yang dapat dimengeti semua siswa berikan siswa pengalaman belajar, tumbuhkan kebutuhan untuk mengetahui.
*Namai, yaitu penyediaan kata kunci, model rumus, agar dapat memuaskan, mengajarkan konsep, keterampilan berfikir dan strategi belajar.
*Demonstrasikan, yaitu menyediakan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan bahwa mereka tahu.
*Ulangi, yaitu memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa aku tahu bahwa aku tahu itu.
*Rayakan, yaitu sebagai pengakuan atas penyelesaian, partisipasi dan kesuksesan.
-    Kecerdasan berganda SLIM-N-BIL menurut Dr. Howard Gardner, kecerdasan itu tidak hanya satu yang dapat diukur dan dijumlah sebagaimana kecerdasan IQ, akan tetapi kecerdasan adalah suatu kesinambungan yang dapat dikembangkan seumur hidup. Kecerdasan di atas relevan dengan pendapatnya SLIM-N-BIL yang menemukan kecerdasan multi, diantaranya adalah:
*S (spasial – visual): berfikir dalam citra dan gambar
*L (linguistic-verbal): berfikir dalam kata-kata
*I (interpersonal): berfikir lewat berkomunikasi dengan orang
*M (musical-ritmik): berfikir dalam irama dan melodi
*N (naturalis): berfikir dalam acuan alam
*B (badan-kinestetik): berfikir melalui sensasi dan gerakan fisik
*I (intrapersonal): berfikir secara reflektif
*L (logis-matematis): berfikir dengan penalaran
Dengan memasukkan kecerdasan berganda ke dalam isi dan perancangan pengajaran, seorang guru telah memberi lebih banyak variasi dan kesenangan, serta mengembangkan dan memperkuat kecerdasan mereka.
-    Penggunaan metafora, perumpamaan dan sugesti adalah untuk memberikan momen yang mengandung pelajaran. Ketika siswa menangkap informasi saat mereka penasaran dan mereka pun menyukainya, mereka akan dapat menggunakan kecerdasan mereka. Sebagaiman seorang guru mensugestikan, meneladankan dan melukiskan kesuksesan dalam dunia mereka.
b.Dalam seksi isi, guru akan menemukan keterampilan penyampaian untuk kurikulum apa pun, disamping strategi yang dibutuhkan siswa. Aplikasinya adalah:
§ Penyajian yang prima
Pengorkestrasian penyajian kurikulum adalah keterampilan tingkat tinggi yang berguna, karena kurikulum biasanya “diturunkan dari atas”.
Tugas guru sebagai quantum teacher, sedapat mungkin menyajikan kurikulum dengan ketakjuban, minat, pesona, dan antusiasme. Dengan menerapkan keterampilan penyesuaian modalitas, menimbulkan citra/kesan, mengarahkan fokus, inklusif dan spesifik dengan tindakan non verbal yang kongruen dalam paket presentasi yang berbeda-beda akan menambah kejelasan komunikasi.(DePorter, 2001:114) Kemampuan komunikasi digabungkan dengan rancangan pengajaran yang efektif akan memberikan pengalaman belajar yang dinamis bagi siswa.
Seorang guru yang hebat percaya akan kekuatan “kaizen”, yaitu suatu konsep yang dianut oleh pabrik mobil jepang: perbaikan yang kecil, tampak tak berarti, berkesinambungan, dan tanpa henti. Seorang guru telah menagkap dasar-dasar penyajian yang dinamis, dari penyesuaian modalitas, timbulkan citra, arahkan fokus hingga bahasa tubuh. Dasar-dasar ini – penyesuaian modalitas, prinsip komunikasi, bahasa tubuh yang kongruen. Bakat presentasi dan penambatan yang selaras dengan kerangka rancangan quantum teaching akan membuat guru menjadi maestro prestasi siswa.
§ Fasilitas yang luwes
Ketika suasana kelas dalam keadaan diam, sunyi, pelajaran pun sudah diberikan oleh guru, namun jam pelajaran masih banyak keadaan ini sering terjadi. Sekarang tergantung bagaimana seorang guru mempertahankan minat siswa pada kurikulum, mempertahankan ketertarikan, menjaga fokus, meningkatkan partisipasi dan memaksimalkan saat belajar yang terjadi pada siswa. Jawabanya dengan mengorkestrasikan interaksi antara siswa dengan kurikulum. Aplikasinya sebagai berikut:
-    Menggunakan prinsip KEG
Huruf K merupakan singkatan dari know it (ketahui hasilnya) Sebelum memulai pelajaran baru hendaknya memahami seperti apa rupa hasil itu, seperti apa bunyi hasil itu, dan seperti apa rasa hasil itu. Dengan memahami itu semua akan didapatkan hasil yang diinginkan. Huruf E yang berarti explain it (jelaskan hasilnya) setelah tahu dengan jelas rupa, bunyi dan rasa hasil itu. Sudah saatnya menjelaskan kepada siswa tentang hasil itu. Huruf G yang berarti get it (dapatkan hasilnya) sebagai seorang guru, guru dituntut untuk memahami seperti apa rupa, bunyi dan rasa hasil itu. Sejauh itu pula kita dapat mengomunikasikannya dengan jelas dan mendapatkan hasil yang diinginkan.
-    Mempegaruhi prilaku melalui tindakan (MPT)
Peniruan merupakan strategi fasilitas keadaan yang efektif, dengan membuat pernyataan yang mencakup kata kunci yang nantinya akan ditiru atau diucapkan siswa. Misalnya guru berkata: masalah apa? Siswa menjawab: emansipasi. Peniruan ini adalah cara yang ampuh untuk membangunan dan memusatkan perhatian pelajar. Gerakan tubuh juga bisa mempengaruhi prilaku tindakan siswa, seperti gerakan lengan tangan yang disilangkan hingga membentuk “X” beberapa kali, gerakan tubuh tidak hanya memperkuat modalitas kinestetik, tetapi juga untuk mendapatkan perhatian siswa dengan mempengaruhi prilaku mereka melalui tindakan.(DePorter, 2001:154)
-    Tanya jawab belajar
Pertayaan adalah stimulus yang mendorong siswa untuk berfikir dan belajar. Pertayaan yang diberikan oleh guru kepada siswanya bertujuan untuk mendorong siswa agar berfikir, membangkitkan pengertian, minat, menunjukkan perhatian anak, mengubah pendirian dan kepercayaan yang tidak sesuai, menyelidiki kepandaian anak, menarik perhatian anak dan mendorong anak untuk menggunakan pengetahuannya dalam situasi-situasi lain.(Nasution, 1986:162-163)
Dalam memberikan kesempatan pada siswa untuk merenung berarti membantu mereka mendirikan pengertian konseptual yang lebih mendalam, membangun kaitan yang lebih kuat dan lebih banyak menekankan proses belajar. Dengan mengasah pikiran siswa akan menyadarkan banyaknya inter asosiasi yang terjadi dalam benak mereka. Tiga pertayaan di bawah ini akan memberikan prasarana yang mantap untuk memperkaya saat belajar dan membuat pemahaman yang tak terlihat menjadi terlihat. Pertayaan ini adalah: apa yang terjadi, apa yang kamu pelajari, dan bagaimana cara menerapkan apa yang telah kamu pelajari.
§ Keterampilan belajar
Dengan keterampilan belajar yang tepat, semua siswa dapat memahami sebagian besar informasi dalam waktu singkat dan dapat memangkas waktu yang diberikan untuk menjelaskan informasi, dan bebas untuk maju dalam kurikulum atau menambah kegiatan pengayaan yang praktis. Aplikasinya sebagai berikut:
- Memanfaatkan gaya belajar
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu siswa memaksimalkan gaya belajar mereka. Pertama, menjelaskan kepada siswa bahwa orang belajar mempuyai cara yang berbeda, setiap cara mempuyai kekuatan sendiri. Kedua,  membuat siswa dapat menyadari gaya belajar mereka. Setelah siswa tahu gaya belajar yang cocok untuk mereka, guru memberi saran, tips, dan nasehat tentang gaya belajar.
- Keadaan prima untuk belajar
Keadaan adalah kombinasi pikiran, perasaan dan postur. Belajar dalam keadaan konsentrasi terfokus akan terasa lebih cepat dan mudah. Ada 2 teknik belajar cepat yang disebut SLANT dan keadaan alfa yang bisa membantu siswa untuk mengakses keadaan terbaik.
* SLANT
Sebuah strategi yang terbentuk dari kata sit up, lean foward, ask question, nod their heads, talk to their teacher. Sit up (duduk tegak) dan lean forward (mencondongkan tubuh ke depan) yang berarti adanya ketertarikan dan juga memperingatkan otak agar ingin tahu, ask question (bertanya) menunjukkan terlibatnya pikiran, melontarkan pertayaan yang sesuai akan membantu dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh guru, dan yang terakhir adalah talk to their teacher (berbicara dengan guru). Disini akan terjadi hubungan yang dinamis antara siswa dengan guru, hubungan yang baik dapat memaksimalkan proses belajar mengajar.
* Keadaan alfa
Georgia Lozanov dalam percobaannya menemukan bahwa siswa dalam keadaan alfa (kondisi konsentrasi yang santai) dapat belajar dengan laju yang jauh lebih cepat. Dalam diri manusia memancarkan empat keadaan kegiatan otak yaitu beta, alfa, teta, dan delta. Beta adalah merasa awas dan aktif, teta adalah keadaan hampir tidur atau bermimpi, dan delta adalah tidur nyenyak tanpa mimpi. Dari keempat keadaan itu siswa merasa memiliki sikap positif mengenai sekolah dan keyakinan diri yang lebih besar dalam kemampuan belajar mereka (DePorter, 2001:173-174)
§ Keterampilan hidup
Keterampilan hidup merupakan kemampuan memberdayakan setiap orang untuk membina dan memelihara hubungan dengan orang lain. Sering kita jumpai siswa-siswa yang pandai dan berhasil dengan baik, belum tentu berhasil pula dalam kehidupannya. Untuk mengatasi hal itu, diperlukan keterampilan hidup yang bisa meningkatkan rasa percaya diri, meningkatkan harga diri, mempuyai hubungan yang lebih baik dan memperbaiki citra diri siswa. Dalam aplikasinya adalah:
- Hidup di atas garis
Menekankan dan mempraktekkan sifat tanggung jawab atau bertanggung jawab atas tindakan yang telah dilakukan. Hal ini juga berarti melihat pilihan yang ada, menentukan solusi dan menemukan cara untuk menjadi lebih efektif. (DePorter, 2001:199) Sifat tanggung jawab ini tidak hanya bagi siswa, tetapi guru juga harus memberi contoh kepada siswanya, ketika guru tidak bisa memenuhi janjinya maka guru harus bertanggung jawab dan siap menanggung akibatnya.
- Komunikasi yang jernih
Betapa pentingnya memberikan teladan kejelasan dalam berkomunikasi dengan siswa, terutama dalam situasi yang bermuatan emosi. Langkah pertama untuk mencapai kejelasan adalah memastikan komunikasi itu tampak karena komunikasi yang tidak tampak akan melahirkan kebingungan, ketidak percayaan dan ketidak jelasan. Ada dua alat yang membuat komunikasi tampak yaitu:
* OFTD (open the front door)
Pertama, mengatakan apa yang terjadi dengan cara yang objektif, teramati dan lugas agar kedua belah pihak memulai pada titik yang sama. Kedua, pikiran atau pendapat dinyatakan dengan tidak lupa menceritakan perasaan yang ada, baik itu sedih atau gembira agar lawan bicara tidak sembarangan dalam menanggapinya. Ketiga, menyatakan tujuan atau hasil yang diinginkan (DePorter, 2001:201-202)
* Apologi empat bagian
Alat ini menekankan kunci integritas yang terangkum dalam frase: it’s all about my relationships, yang berarti berani mengakui perbuatan yang telah dilakukan, memikul tanggung jawab atas perbuatan itu dan menyadari adanya konsekuensi. Penggunaan alat kounikasi ini dapat membersihkan kesalahan dan menyatukan kembali kunci integritas dengan memberi teladan lebih dulu, lalu mendorong siswa untuk mengunakan keterampilan hidup ini.(DePorter, 2001:204)

Evaluasi Quantum Teaching
Dalam melakukan penilaian terhadap hasil belajar di sekolah pada akhir pembelajaran itu memerlukan pengukuran. Dengan pengertian pengukuran adalah suatu usaha untuk mengetahui keadaan sesuatu seperti adanya yang dapat dikuantitaskan, hal ini dapat diperoleh dengan jalan tes atau cara lain. (Thoha, 1991:2) Dalam pelaksanaannya prosedur evaluasi haruslah memperhatikan pelaksanaan proses belajar mengajar, sehingga dapat diketahui apakah tujuan pendidikan sudah tercapai dengan baik, dan untuk memperbaiki serta mengarahkan pelaksanaan proses belajar mengajar.
Proses evaluasi dalam quantum teaching itu tidak terlepas dari bagaimana seorang guru dapat mengubah sikap siswa mengenai belajar, memahami kurikulum dengan baik, serta dapat menerapkannya dengan cepat dan mengingatnya lebih lama.
Keyakinan guru akan potensi kemampuan semua anak untuk belajar dan berprestasi merupakan suatu hal yang penting diperhatikan. Aspek-aspek teladan mental guru berdampak besar terhadap iklim belajar dan pemikiran pelajar yang diciptakan guru. Guru harus memahami bahwa perasaan dan sikap akan terlibat dan berpengaruh kuat pada proses belajarnya (DePorter, 2001: 21)
Quantum teaching itu dimulai dari merancang, menyajikan hingga menyediakan fasilitas yang menunjang kelancaran pembelajaran. Secara spesifik, quantum teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan proses pembelajaran.
Dalam hal ini evaluasi dapat dilakukan mulai dari bagaimana perancangan pengajaran itu dilakukan, bagaimana penyajian/penyampaian isi dari kurikulum secara prima, serta penyediaan fasilitas belajar yang menunjang kelancaran pembelajaran. Jika semua aspek tersebut dijalankan secara optimal, mulai perancangan sampai penyediaan fasilitas belajar, maka dimungkinkan siswa akan lebih termotivasi untuk belajar dengan baik dan menyenangkan.
Dengan demikian evaluasi quantum teaching dapat dijadikan tolak ukur bagaimana seorang guru melakukan perancangan pengajaran dan penyampaian isi kurikulum dengan optimal. Karena dengan perancangan pengajaran dan penyajian yang prima guru dapat menyeberang ke dunia siswa dan membawa siswa ke dalam dunia kita.