Buat temen-temen, mungkin bisa dibilang pelajaran matematika adalah salah satu pelajaran yang ditakuti atau nggak disukai, tapi saya nggak akan bahas soal rumus atu apalah itu. Saya cuma mau ngebahas soal ilmu dasar matematika dan bangsa Islam, tanpa membawa – bawa masalah agama. Kenapa?, karena waktu browsing di google tentang matematika dan Islam, aku buka link yahoo answer. Dan disana pertanyaannya adalah mempertanyakan bangsa arab tentang matematika. Tapi ujung-ujung nya malah menjelek jelekan bangsa arab . Bahkan banyak kalimat – kalimat tidak senonoh. Astaghfirullah… Dari pada terjebak dalam suasana marah, Rona langsung menutup link itu dan mulai nge posting blog ini.
Langsung aja. Buat temen-temen semua dan pengunjung blog ini, ternyata ilmuwan matematika pada awal abad masehi adalah muslim. Merekalah yang mengembangkan dasar – dasar ilmu matematika.
Langsung aja. Buat temen-temen semua dan pengunjung blog ini, ternyata ilmuwan matematika pada awal abad masehi adalah muslim. Merekalah yang mengembangkan dasar – dasar ilmu matematika.
Sekarang yang simpel dulu aja. Bilangan nol. Di dunia maya banyak yang mempertanyakan bilangan nol apakah di temukan bangsa arab. Dan sebenarnya memang iya! Ada yang bilang bangsa maya juga memakai bilangan nol. Jangan salah bangsa-bangsa ketika itu juga memakai bilangan nol, tapi yang hebat adalah. Bilangan nol atau bentuk nol yang digunakan sampai sekarang ini adalah dari bangsa arab > O <. Bangsa maya memakai bilangan nol tapi bentuk dari bilangan nol itu sendiri sangat susah dibuat dan tidak simpel. Juga bangsa – bangsa lainnya. Jadi Bentuk angka nol yang digunakan sampai sekarang di seluruh dunia adalah temuan bangsa arab. Banyak ilmuwan matematika muslim, seperti Jabir, al-Khawarizmi, ar-Razi, al-Mas’udi, al-Wafa, al-Biruni dan Umar Khayyam. Dan hanya setelah abad ke-11 M barulah muncul nama-nama seperti Gerard dan Roger Bacon. Tapi kehormatan atas ilmu masih disandang ulama-ulama Muslim dalam kurun dua abad berikutnya yaitu Ibnu Rushd, Nashiruddin at Thusi dan Ibnu Nafis.
Musa al khawarizmi (780-850 M) adalah salah satu dari scientific minds of Islam, yang punya pengaruh dalam pemikiran matematika lebih dari ilmuwan abad pertengahan manapun. Dia bukan hanya menyusun buku aritmatika tapi juga tabel-tabel astronomi. Magnum opusnya hisab al jabr wa-l-muqabalah telah diterjemahkan kedalam bahasa latin dan digunakan selama empat abad sebagai buku panduan utama dalam mata kuliah aljabar di universitas-universitas terkemuka di seluruh Eropa.
Lalu, penyair ternama dan juga ahli matematika yang handal, Umar Khayyam (1048-1122 M) dan Nashiruddin at Thusi (1201-1274 M) menunjukkan bahwa setiap besaran rasio, yang sepadan maupun tidak, adalah bilangan, rasional maupun irrasional. Dan teori tersebut kemudian secara pelan dan lambat menuju kesempurnaannya disaat bermulanya zaman renaissance di Eropa.
Waw.., hebat ya pendahulu-pendahulu kita.
Dan ini, salah satu cabang ilmu matematika yang sepertinya cukup bikin otak kita kita keriting. Adalah Aljabar!
Kata “aljabar” adalah nama setelah Arab kata “al-jabr, “ dari sebuah buku yang ditulis oleh Islam Persia matematika, Muhammad bin Musa al-khwarizmi (dianggap sebagai ayah dari algebra”), di 820. Jadi inget ruangan kelas matematika di sekolahku yang dinamai “Al-Gebra”.
Ribuan tahun lalu, bangsa Arab menemukan ALJABAR, ilmu dasar matematika yang merupakan cikal bakal ilmu-ilmu modern yang dikemudian hari berkembang terus dan menumbuhkan ilmu-ilmu baru. Matematika modern, Goneometri, Analitika, Stereometri, Linier Programming, Operation Research, dan berbagai ilmu untuk memecahkan berbagai masalah.
Nah, itu dia sedikit informasi tentang matematika dan Islam. Semoga bisa jadi pemahaman baru dan semangat baru untuk belajar matematika. Karena ternyata itu berasal dari para pendahulu kita.
Okay, lets say I LOVE MATHEMATICS!
0 komentar:
Posting Komentar